Nasib muslim dari Rohingya semakin terkatung-katung sejak serangan bertubi-tubi pada akhir Agustus lalu. Beberapa waktu lalu sempat dilaporkan bahwa ada ribuan muslim Rohingya yang masih berada di perbatasan Bangladesh, juga belasan orang tewas dalam perjalanan melarikan diri dari serangan di pemukiman mereka.
Sebagian besar penduduk dunia pun ikut bicara dan serangkaian tuntutan kepada Aung San Suu Kyi disampaikan oleh berbagai pihak melalui jejaring sosial. Sejumlah aktivis menuntut Suu Kyi mengembalikan Nobel Perdamaian yang diterimanya lantaran masalah kemanusiaan di Myanmar tak juga terselesaikan.
Salah satunya adalah Malala Yousafzai, seorang aktivitas yang juga menerima Nobel akhir Desember 2016 lalu. "Dalam beberapa tahun terakhir, saya berulang kali mengecam perlakuan tragis dan memalukan. Saya masih menunggu rekan penerima Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi untuk melakukan hal yang sama. Dunia meunggu dan Muslim Rohingya juga menunggu," demikian tulis Malala.
Tak cukup sampai di situ, sebuah petisi terkait tuntutan agar Suu Kyi mengembalikan Nobel yang ia terima sampai berita ini diturunkan juga sudah ditandatangani lebih dari 500 ribu orang. Sayang, pihak Komite Nobel menyebutkan bahwa penghargaan yang sudah mereka berikat kepada pihak bersangkutan tak dapat ditarik kembali.
Hal ini disampaikan oleh Jonna Petterson dari Kantor Komite Nobel. Jonna menegaskan segala sesuatu terkait pencabutan dan lain-lain tidak ada pada anggaran dasar mereka. "Berdasarkan anggaran dasar kami, Hadiah Nobel tidak dapat dicabut," terangnya.
0 comments:
Post a Comment